Proses kerja CPU lebih cepat dibanding RAM, sehingga banyak waktu terbuang CPU hanya untuk menunggu. Hal tersebut tentu tidak efisien. Untuk mengurangi dampak tersebut, maka disediakan area yang disebut cache. Cache menyimpan intruksi dan data yang sering atau acap kali digunakan oleh komputer secara temporer, sehingga pemrosesan bisa berjalan lebih cepat. Chip SRAM sering digunakan sebagai cache.

Ada tiga jenis cache , yaitu:

  1. Cache level 1 (L1), bagian dari chip mikroprosesor atau bagian internal dari chip prosesor. Kapasitasnya berkisar antara 8 – 256 Kb.
  2. Cache level 2 (L2), bukan merupakan bagian dari chip mikroprosesor. Cache ini sering tercantum di dalam iklan-iklan komputer. Cache level 2 (L2) terdiri dari chip-chip SRAM. Kapasitasnya berkisar antara 64 Kb s.d. 2 Mb.
  3. Cache level 3(L3), terletak pada mainboard atau motherboard atau merupakan cache yang terpisah dari chip mikroprosesor. Cache jenis ini biasanya hanya terdapat pada komputer-komputer yang sangat canggih. Cache level 3(L3) sering diistilahkan L2 Advanced transfer cache.

Cache tidak bisa di-upgrade beda dengan komponen lain (seperti VGA card, memori card, dll). Hal tersebut karena harus sesuai dengan tipe prosesor yang kita inginkan. Selain cache, sistem operasi juga menggunakan memori virtual, yaitu ruang kosong pada HDD yang berfungsi untuk meningkatkan kapasitas RAM. Jadi urutan sebuah proses dari komputer dalam mencari data atau instruksi program, prosesor memakai urutan sebagai berikut : (1) L1, (2) L2, (3) RAM, (4) HDD atau CD. Masing-masing memori atau media penyimpan urutan yang berada di urutan belakang akan lebih lambat dibanding urutan lebih depan.